Langsung ke konten utama

OBJEK EVALUASI PENDIDIKAN



PENGERTIAN OBJEK EVALUASI PENDIDIKAN




Yang dimaksud dengan objek atau susunan evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Pada waktu evaluator ingin menilai berat badan siswa, maka yang menjadi obejk evaluasi adalah berat badan siswa, sedangkan angka yang menunujukkan berapa berat badan siswa dimaksud, misalnya 34 kilogram, 40 kilogram, dan sebagainya adalah hasil evalusai.jika evaluator ingin menilai keterampilan siswa  dalam menggunakan termometer, maka yang menjadi objek evaluasi adalah benar tidaknya  gerakan tangan siswa dalam memegang alat, bagaimana siswa meletakkan termometer dibadan anak yang diukur suhunya, kemampuan siswa untuk menentukan berapa lama termometer diletakkan dibagian badan, kemudian juga kemampuan siswa dalam membaca skala yang ada pada termometer, gambaran tentang benar-salahnya siswa menggunakan termometer adalah hasil evaluasi.
Agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi, maka yang dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek yang terkait dengan kinerja transformasi, yaitu:
1.      Masukan mentah
2.      Masukan instrumenal
3.      Masukan lingkungan
4.      proses trasnformasi itu sendiri, dan
5.      keluaran yaitu hasil dari trasnformasi

1.      masukan mentah sebagai objek evaluasi
dalam trasnformasi pembelajaran, siswa berstatus sebagai objek didik. Ahli-ahli pendidikan angkatan lama berpendapat bahwa siswa adalah objek penddidikan. Kini pendapat seperti itu ditentang oleh ahli-ahli pembaharuan. Dalam kegiatan pendidikan siswa adalah subjek yang aktif, dan bukan sekedar objek pasif yang dapat diperlakuakan dan diarahkan menurut kehendak. Dalam berbicara tentang objek evaluasi ini mungkin ada pembaca yang terkacaukan pengertiannya. Siswa yang dalam proses pembelajaran berstatus sebagai subjek, dalam evaluasi dia merupakan objek evaluasi, karena dicermati untuk diketahui kinerjanya ketika mengikuti pembelajaran. Sekali lagi jangan keliru.
Dalam proses pendidikan, siswa berstatus sebagai subjek didik-siswa aktif belajar.
Dalam evaluasi, kinerja siswa berstatus sebagai objek evaluasi-kinerja siswa dicermati dan diperhatikan oleh evaluator.
Aspek-aspek yang menjadi obejk evaluasi berkenaan dengan siswa sebagai masukan mental, masukan instrumental, dan masukan lingkungan dapat dikembangkan dari apa yang sudah disampaikan. Apabila evaluator masih merasa kurang tepat atau masih menginginkan hal-hal yang dievaluasi, silahkan mendaftar lagi ha-hal lain menurut kebutuhan, beberapa hal yang perlu di bicarakan dalam objek evaluasi adalah

a.      penilaian dalam kurikulum berbasisi kompetensi (KBK)
Sejalan dengan tuntutan kebijakan baru tentang kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang mulai diuji cobakan tahun 2001 di beberapa sekolah, dan dierncanakan oleh Depdiknas mulai diberlakukan tahun 2004, tentu saja objek atau sasaran evaluasi menjadi lain. Dalam buku pedoman penilaian berbasis kompetensi disebutkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dikembangkan berdasarkan pada kompetensi lulusan (untuk satu kali pembelajaran , bukan lulusan, tetapi prosuk hasil dari pembelajaran saat itu).
Dalam Kepmendiknas no. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 dijelaskan bahwa Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu untuk masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas didalam bidang pekerjaan tertentu.
Pengertain Yang disebutkan dalam UU tersebut masih terlalu luas dan perlu penjelasan yang disampaikan secara sederhana. Secara singkat dan mudah dapat dipahami dan dimengerti bahwa Kompetensi Dan Kemampuan. Definisi operasional yang tepat dan rinci untuk kata “kompetensi” (lulusan maupun keluaran sementara) sebetulnya sudah dirumuskan, tetapi lebih mudah dipahami. Wujud dari pemilikan kompetensi seseorang dapat diketahui dari kinerja orang tersebut ketika menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu. Bagi seorang  siswa tingkat pemikiran kompetensi dapat diketahui dari tiga hal yang ditunjukkan oleh siswa yang bersangkutan setelah yang bersangkutan mengikuti proses pendidikan tertentu.

b.      Penilaian tiga ranah psikologis
Menurut teori yang dikemukakan oleh bloom, ada tiga ranah dalam rekaan spikologis manusia yang dapat diamati oleh evaluator, yaitu
1.      Aspek kognitif yang sudah banyak dikenal dan dilakukan penilaiannya.

Aspek Kognitif (Kemampuan)
Kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna Akademi Angkatan Laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan pada sebuah perguruan tinggi agama islam. Adapun alat yang biasa digunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (attitude tes).
2.      Aspek afektif yang menunjukkan pemilikan nilai dan sikap siswa, dan
3.      Aspek psikomotorik atau ketrampilan.
Aspek Psikomotor (Kpribadian)
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, yang menampakkan bentuknya dari tingkah lakunya. Sebalum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik burukya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian seseoarng adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).
Di Australia ada satu aspek lain  yang juga penting untuk dikembangkan dan di evaluasi, yaitu
4.      Aspek perilaku dalam bahasa inggris dikenal dengan istialh action.
Penilaian kompetensi aspek kognitif atau lebih banyak kita kenal dengan istilah pengetahuan, dimaksud untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan yang telah dikuasai dan menjadi pemiliknya. Cara yang digunakan melalui tes tertulis maupun lisan. Perbedaan antara penilaian kurikulum yang bukan KBK dengan yang KBK, terletak pada ketepatan objek yang dinilai. Kecendrungan masa lalu sebelum ada kebijakan KBK.
c.       Penilaian aspek afektif
Penialain yang sudah banyak oleh para guru, bahkan penilaian yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional dalam ujian akhir atau semester barulah penilaian yang tertuju pada ranah kognitif. Ada Lima ciri yang terdapat dalam penialaian anatara lain sering adanya kekeliruan-kekeliruan. Dalam uraian bagaian tersebut masih dapat ditambahkan satu lagi yang terkait dengan sasaran atau objek penilaian. Kekeliruan yang dimaksud adalah bahwa aspek yang dinilai, seperti aspek sudah sedikit tersinggung, yaitu masih cenderung hanya aspek kognitif saja. Dan melupakan aspek afektif yang sebetulnya sangat erat dan mendukung pencapaian aspek kognitif.
Contoh:
Penialaian terhadap prestasi matematika pada siswa, bukan hanya kepandaian siswa itu dalam menyelesaikan perhitungan. Tetapi juga harus dinilai seberapa cermat siswa tersebut dalam menuliskan angka-angka dalam hitungan yang dimaksud. Kekurangan membuat tanda koma misalnya, akan sangat berakibat fatal dalam perhitungan. Demikian juga kerapian siswa dalam menulis angka sehingga menyebabkan kejelasan penampilan, perlu juga dinilai oleh guru. Apabila guru sudah terbiasa memperhatikan aspek-aspek afektif yang mungkin dirasakan sebagai hal yang sangat kecil dan sederhana, dalam KBK hal seperti itu sangat penting sekali untuk diperhatikan karena akan membawa dampak besar bagi kepentingan lain, yaitu siswa menjadi cermat, rapi hati-hati sehingga hasil akhir dari pekerjaannya menjadi lebih baik.
Bagi mata pelajar dan pokok pembahasan yang lain, jika guru terlatih menilai aspek-aspek afektif yang menyertai materi kognitif, aspek-aspek kepribadian siswa akan dengan mudah tergarap. Pelajaran budipekerti tidak harus dipisahkan dan diajakan secara khusus, karena sudah tersampaikan melalui pelajaran lainnya. Yang terjadi selama ini hal-hal seperti itu sudah tampaknya terabaikan dan dipandang sambil lalu saja. Akibatnya dapat kita amati sekarang, pada umumnya anak-anak kurang, bahkan tidak memperhatiakn sikap-sikap negatif, dan hanya memperhatikan hasil aspek kognitif saja.
C. Objek Evaluasi
Objek evaluasi biasa disebut juga dengan sasaran evaluasi. Yaitu segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Obyek evaluasi pendidikan dilihat dari aspek inputnya, maka objek dari evaluasi pendidikan itu sendiri meliputi tiga aspek, yaitu:
3. Aspek Afektif (Sikap)
Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka diperoleh informasi mengenai sikap seseorang adalah penting sekali. Karena itu maka aspek sikap tersebut perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.

D. Unsur-unsur Objek Evaluasi Pendidikan
1. Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal.
a. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.
b. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau pesonality test.
c. Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol an sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude scale.
d. Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelligence Quotient) orang tersebut.
2. Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:
  1. Kurikulum/materi
  2. Metode dan cara penilaian
  3. Sarana pendidikan/media
  4. Sistem administrasi
  5. Guru dan personal lainnya
3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
Kecenderungan yang ada sampai saat ini di sekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif, sangat langka dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan, yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif inim jika kita mau introspeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yan selanjutnya berdampak luas pada merosotnya akhlak bangsa.
OBYEK EVALUASI PENDIDIKAN
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang betalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan out put. Ditilik dari segi input ini maka obyek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu:
1. Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantiya peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program tertentu. adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mwngevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test)
2. Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat memperngaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan tertentu. evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).
3. Aspek sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap sseorng adalah hal yang sangat penting. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai atau di evaluasi terlebih dahulu bagi calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi :
a. Kurikulum atau materi pelajaran
b. Metode mengajar dan teknik penilaian
c. Sarana atau media pendidikan.
d. System administrasi
e. Guru dan unsur-unsur personal lainnya.

Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peeserta didk, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
http://berawaldarihati.blogspot.com/2010/12/pengertian-evaluasi-evaluasi-pendidikan.html









DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata ,2009, Akhlak Tasawuf,. Rajawali Pers. cet. 1, Jakarta
Anwar Rosihon. 2009. Ahklak Tasawauf. Bandung: Pustaka Setia.
Hidayat, Komaruddin, 1995, Wahdatul Wujud dalam Perdebatan, cet.1, Jakarta.
Nasution Harun, 1973, Filsafat Mistisisme dalam Islam, cet.1, Bulan Bintang, Jakarta.
http://ladunni.blogspot.com/2010/04/wihdatus-syuhud.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE-METODE PEMBELAJARAN SKI

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini. Sejarah juga merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa-peristiwa masa lampau. Sejarah peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti. Kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya: manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang S...

MATERIAL EVALUATION

MATERIAL EVALUATION ido setyawan 1211010083 LECTURER : Eva Nurchurifiani, M.Pd. THE STATE INSTITUTE OF ISLAMIC STUDIES RADEN INTAN LAMPUNG 2013-2014 FOREWORD Alhamdulillahirobbil’alamiin The authors would like extend their very gratitude to Allah SWT, the Almighty, for the unlimited   blessings bestowed upon them one of wich is their great chance to accomplish composing this papers. Who has given affection for the author for taking the time to complete this papers titled“From Syllabus Design to Curriculum Development”. It is highly expected that this papers might contribute to the betterment of English intruction in this institution. The authors are aware that this papers is still far from perfect. Therefore, the authors expect criticism and suggestions either in writing or orally. Bandar Lampung, ............. March 2014      The Authors CHAPTER   I BACKGROUND A. Introd...