BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah
merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan
keadaan manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini.
Sejarah juga merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai
kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau
peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sejarah
peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam
dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam,
manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran
inti. Kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya:
manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah
berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk
yang Telah kami ciptakan.
Pada bab
selanjutnya pemakalah akan membahas tentang metode mengajar Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) secara lebih rinci lagi.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini meliputi :
A. Apa yang dimaksud dengan SKI ?
B. Apa pentingnya belajar SKI ?
C. Metode apa saja yang bisa dipakai
dalam mengajar SKI ?
D. Faktor-Faktor
Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan dalam
mengajar
C. Tujuan
Masalah
Tujuan
masalah pada makalah ini meliputi :
A. Untuk mengetahui pengertian SKI ?
B. Untuk mengetahui pentingnya belajar
SKI ?
C. Untuk mengetahui metode mengajar SKI
?
D. Faktor-Faktor
Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan dalam
mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode
berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Jadi metode bisa juga berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengertian
sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang
mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa
ilmiyah yakni History, dan makna sehjarah mempunyai 2 konsep yaitu: pertama,
konsep sejarah yang memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa
lampau. Kedua, sejarah menunjukan maknanya yang subjektif, karena masa
lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau cerita.
Sejarah
kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan
kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai
berbagai macam pengetian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban
Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam
satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai
perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam
merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan,
ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah perdaban Islam merupakan
kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup
Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan
kebiasaan hidup bermasyarakat.
Sedangkan
SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way
of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka metode pengajaran SKI merupakan cara-cara yang
ditempuh oleh para guru dalam pelajaran SKI agar tujuan pelajaran SKI dapat
tercapai.
B.
Pentingnya pelajaran Tarikh atau SKI
Ada pribahasa
yang mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
pahlawannya”. Atas dasar itulah betapa kedudukan sejarah amat penting dalam
suatu Negara dan agama. Selain itu nilai sejarah (history) menjadi salah
satu pondasi dasar dalam pembentukan pendidikan di suatu Negara yang bertujuan
untuk mengembang kan pendidikan secara optimal.
Jadi dapat
disimpulkan betapa pentingnya pelajaran Tarikh dalam pendidikan formal untuk
menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian
para pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama islam.
C. Metode
Mengajar SKI
Pengetahuan
tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab
berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat tergantung pada tepat atau tidaknya
metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Berbagai
macam metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terhadap semua mata
pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran SKI. Metode yang dapat digunakan
dalam mata pelajaran SKI diantaranya adalah:
1. Metode Ceramah.
Metode
ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan
(penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam metode ceramah proses belajar mengajar
yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Jadimelalui
metode ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa lampau
dan menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah tersebut.
2. Metode
Tanya Jawab
Metode tanya
jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada dalam
pelajaran SKI. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi
topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan
yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan
dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
3. Metode
Diskusi
Metode
diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa
bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu
pemecahan masalah.
4. Metode
Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda yang sedang
dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi
akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya
dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya
terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.
5. Metode
Timeline (Garis
Waktu)
Metode ini tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah
karena di dalamnya termuat kronologi terjadinya peristiwa. Dengan metode ini,
peserta didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga bisa menyimpulkan
hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa meramalkan apa yang akan
terjadi dengan bantuan penguasaan Timeline beserta rentetan
peristiwanya.
Timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan
perkembangan satu kebudayaan oleh karena itu dia bisa dibuat panjang atau hanya
sekedar periode tertentu. Timeline untuk sejarah kebudayaan Islam bisa dibuat
mualai dari zaman Jahiliyah menjelang Islam. hadir sampai
pada saat ini; timeline juga hanya bisa dibuat menggambarkan perjalanan
peristiwa dalam satu kurun atau periode tertentu. Ini adalah metode survey
sejarah yang sangat baik karena peserta didik akan melihat benang merah atau
hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Langkah-langkah:
a. Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik dalam pembelajaran hari itu.
b. Tunjukkan pentingnya mempelajari sejarah melalui timeline.
c. Buat timeline dengan cara menarik garis lurus horizontal dan menuliskan
waktu tertentu dan beberapa kejadian penting yang terjadi di dalamnya. Waktu
berikutnya juga ditulis seperti cara titik waktu pertama dan begitu terus
sampai pada waktu tertentu yang sesuai dengan materi pembelajaran. Berikut ini
adalah dua contoh timeline yang dibuat dengan cara yang sedikit berbeda pada
masa nabi sampai menjelang hijrah.
Timeline yang pertama ditulis dengan format
satu tahun satu peristiwa penting.
Timeline yang kedua memungkinkan satu tahun
memuat banyak peristiwa penting secara simultan
d. Jelaskan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada tahun-tahun
tertentu dan menjelaskan hubungannya dari tahun ke tahun.
e. Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungannya satu
dengan yang lain.
f. Buat kesimpulan.
g. Minta peserta didik untuk membuat timeline yang berhubungan dengan
mereka masing-masing mulai dari lahir sampai saat ini.
Pengembangan:
1. Guru bisa meminta peserta didik untuk mengisi tahun atau
peristiwa-peristiwa sejarah dari format timeline yang disediakan. Hal
ini sangat penting dipakai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
peristiwa sejarah dan bagaimana mereka mengakaitkan satu peristiwa dengan
lainnya.
2. Guru juga bisa meminta siswa membuat timeline untuk sejarah keluarga
masing-masing, mulai dari pernikahan orang tua sampai waktu sekarang. Hal ini
dimaksudkan untuk melatih ketrampilan berpikir sejarah yang kronologis. Di
samping itu, peserta didik juga bisa menghargai sejarah keluarga dan dirinya.
6. Metode Concept Map (Peta
Konsep)
Peta konsep adalah cara yang praktis untuk
mendeskripsikan gagasan yang ada dalam benak. Nilai praktisnya terletak pada
kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru bisa memanfaatkan peta konsep untuk
dijadikan sebagai metode penyampaian materi sejarah. Penyampaian materi dengan
peta konsep akan memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami alur sejarah dan
memahami secara menyeluruh. Peserta didik sendiri nantinya yang akan membuat
kaitan antara satu konsep dengan lainnya. Peta konsep sangat tepat dipakai
untuk
pembelajaran sejarah karena banyak konsep yang harus dikuasai oleh siswa
untuk mengembangkan proses berpikir. Dengan peta konsep, peserta didik tidak
akan mengingat dan menghafal materi sejarah secara verbatim, kata per-kata.
Mereka punya kesempatan untuk membangun kata-kata mereka sendiri untuk
menjelaskan hubungan satu konsep dengan lainnya. Di samping itu, Peta konsep
bisa mengatasi hambatan verbal atau bahasa untuk menyampaikan gagasannya dan
dalam saat yang sama bisa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang pada akhirnya akan mendorong kemampuan verbalnya, penggunaan kata-kata
untuk menyampaikan gagasannya.
Terkadang istilah Peta Konsep (Concept Map)
disejajarkan dengan Peta Pikiran (Mind Map). Keduanya memang mempunyai
kesamaan dalam hal pembuatannya; keduanya menggunakan cara kerja pembuatan
peta. Sedikit perbedaan yang bisa digaris bawahi adalah bahwa Peta Pikiran
lebih cenderung dipakai untuk menyampaikan gagasan-gagasan ilmiah yang menjadi
kesepakatan umum, sementara itu, Peta Pikiran lebih bersifat personal, yaitu
untuk menggambarkan ide-ide atau segala yang ada dalam pikiran seseorang. Peta
pikiran merupakan metode yang sangan bagus untuk mencurahkan gagasan.
Langkah-langkah:
a. Jelaskan tujuan pembelajaran dan sebutkan jenis kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik.
b. Kaitkan materi yang akan dipelajari dengan keadaan peserta didik dan
tunjukkan pentingnya mempelajari materi sejarah ini untuk kehidupan mereka.
c. Tunjukkan pentingnya cara belajar dengan Peta Konsep dan berikan
contoh-contohnya, artinya cukup tulisan setiap gagasan yang ada dalam pikiran
ke dalam papan atau kertas. Minta semua peserta didik untuk menuliskan satu
kata, konsep, gagasan, atau perasaan yang sekarang dirasakan. Dan tanyakan
diakhir pelajar kenapa mereka menuliskannya dan diskusikan sebentar.
d. Buat sebuah gambar yang melambangkan topik utama sekaligus merupakan
garis besar di tengah atau di atas kertas kalau hubungan antar konsepnya bersifat
hirarkis, seperti silsilah keturunan. Setiap kali membuat gambar atau garis,
jelaskan maksud dan hubungannya.
e. Buat garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah
kertas ke masing-masing cabang untuk setiap ide utama yang ada atau sebagai
subjek. Cabang utama dalam
mind map melambangkan sub topik utama.
f. Beri nama pada setiap ide di atas atau boleh juga menambahkan
gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut. Hal ini dilakukan
untuk merangsang penggunaan kedua sisi otak.
g. Dari setiap ide yang ada, tarik garis penghubung lainnya, yang menyebar
seperti cabang-cabang pohon. Kemudian tambahkan buah pikiran ke setiap ide
tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.
h. Buat kelompok untuk mendiskusikan Peta Konsep yang dibuat guru dipapan
tulis dan minta salah satu dari masing-masing kelompok menjelaskan atau membaca
Peta Konsep itu dalam
kelompoknya secara bergantian.
Pengembangan:
1. Guru bisa meminta siswa untuk membuat peta konsep sendiri untuk
mendeskripsikan silsilah keluarganya. Di pertemuan berikutnya, cara pembuatan
konsep tersebut didiskusikan. Materi yang didiskusikan adalah bagaimana peserta
didik bisa mengetahui silsilah keluarganya; siapa saja yang dijadikan
sumbernya. Dengan cara pembelajaran seperti ini, peserta didik tidak hanya
mengetahui dan menghafal sejarah orang lain tapi juga mereka bisa melakukan
cara berpikir sejarah untuk menuliskan silsilah sejarahnya sendiri.
2. Guru juga bisa meminta siswa untuk membuat Peta Konsep dari beberapa
materi yang dianggap dasar dan harus mereka kuasai.
7. Role Playing (Bermain
Peran)
Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog
tokoh-tokoh dalam sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai ahli
sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak peserta didik untuk menjiwai
karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa merasakan dirinya sebagai
aktor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog-dialog yang dipakai
diusahakan untuk sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan-gagasan utamanya.
Langkah-langkah:
1. Susun/siapkan skenario beberapa hari minimal satu minggu sebelum tatap
muka.
2. Tunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
kegiatan pembelajaran.
3. Bentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 siswa atau sesuai dengan
kebutuhan.
4. Beri penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Panggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memainkan skenario yang
sudah dipersiapkan.
6. Minta masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7. Beri kertas kepada peserta didik sebagai audiens setelah selesai
pementasan untuk membahas masalah yang diangkat.
8. Minta masing-masing masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya.
9. Berikan kesimpulan secara umum.
Pengembangan:
1. Setelah kegiatan bermain peran usai, guru bisa meminta peserta didik
yang memainkan peran untuk merefleksikan apa yang mereka alami dan rasakan saat
mempersiapkan dan memerankan
tokoh sejarah tersebut.
2. Bermain peran bisa dilaksanakan untuk kelas terbuka, terutama setelah
melakukan banyak latihan dan peserta didik meras percaya diri untuk naik ke
pentas memerankan dialog-dialog dan kejadian sejarah lainnya.
8. Active
Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan)
Ini adalah satu yang dapat membawa peserta didik untuk
siap belajar dengan efektif dan melibatkan unsur afektif. Metode ini dapat
digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa di samping untuk membentuk
kerja-sama kelompok.
Langkah-langkah:
1. Siapkan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
akan diajarkan. Pertanyaan itu bisa menyangkut:
a. Definisi suatu istilah
b. Pertanyaan dalam bentuk Pilihan Ganda
c. Mengidentifikasi tokoh sejarah
d. Menanyakan sikap atau tindakan yang harus dilakukan
e. Melengkapi kalimat, dll.
2. Minta peserta didik untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
3. Minta peserta didik untuk mencari teman yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tidak diketahui. Tekankan pada mereka untuk saling
membantu.
4. Minta peserta didik untuk kembali ke tempat duduk masingmasing.
5. Periksa jawaban siswa, klarifikasi kalau ada jawaban kurang tepat dan
jawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
Pengembangan
Guru bisa mengkombinasi metode ini dengan Binggo, yaitu mengisi matrik atau
kotak-kotak yang berupa informasi yang harus diisi oleh peserta didik. Mereka
yang selesai mengisi semua
kotak tersebut bilang “Bingo”!
E. Faktor-Faktor
Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan dalam
mengajar
Dalam
menentukan metode pengajaran seorang guru tidak boleh gegabah dalam penetapan
metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai
Guru
haruslah mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapainya, supaya metode
dan media pendujungnya bias digunakan secara optimal dan maksimal.
2. Audiens (siswa)
Seorang guru
hendaknya memperhatikan Audiens (siswa) terlebih dahulu sebelum menentukan
metode yang akan digunakan, karna jumlah dan karakter siswa,sangat berpengaruh
pada umpan balik dan tujuan yang diharapkan seorang guru.
3. Fasilitas
Fasilitas
menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam penetapan metode pengajaran,
namun harus kita ingat fasilitas disini tidak hanya berkutat kepada materi
semata namun non materi seperti waktu yang diberikan untuk seorang guru dalam
menyampaikan materinya.
4. keunggulan dan kelemahan metode tertentu
tidak ada
satu metode yang dapat dikatakan lebih baik karena metode-metode yang ada bisa
bersifat tidak efektif apabila tidak tercapainya tujuan yang diharapkan atas
dasar itulah hendaknya guru memperhatikan beberapa fakto-faktor yang telah di
jelaskan di atas
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode
pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Adapun
pentingnya belajar SKI yaitu untuk menciptakan dan membangun generasi yang
meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan
menyebarkan agama islam.
Dalam pembelajaran SKI ada beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab,
timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran), Active Knowledge
Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan), dan sebagainya sesuai dengan
materi apa yang ingin disampaikan ketika pelajaran SKI belangsung.
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan
Metode Yang Akan Digunakan dalam mengajar : Tujuan yang hendak dicapai, Audiens
(siswa), Fasilitas, keunggulan dan kelemahan metode tertentu.
B. Saran
1. Seorang guru
hendaknya terampil dan dapat menguasai berbagai
metode pembelajaran agar peserta didik lebih mudah memahami materi
pembelajaran.
2. Seorang guru
harus selalu aktif melibatkan peserta didik
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Seorang guru harus
dapat memilih metode dan kreatif dalam mencoba ide
baru agar proses pembelajaran berhasil dengan
baik dan tidak membosankan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir,Yogyakarta:
PP. Al-Munawwir Krapyak, 1984.
Atabik Ali, Kamus Kontemporer
Arab Indonesia Cet. VIII; Yogyakarta: Multikarya Grafika, 2003.
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html Diakses
Tanggal 01 Desember 2012, Pukul 17:07 WIB.
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-kebudayaan-Islam/ Diakses
Tanggal 20 Desember 2011, Pukul 17:54 WIB.
Khaeruddin, Ilmu Pendidikan
Islam. Makassar: Yayasan Fatiya, 2002.
Mohammad Daud Ali, Pendidikan
Agama Islam. Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.
Idris, M. M. (2008). Strategi dan Metode Pengajaran: Menciptakan
Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogyakarta, Ar-Ruzmedia.
Marno & M. Idris. (2008). Strategi dan metode Pengajaran:
Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif.
Jogyakarta,Ar-Ruzmedia.
Prawiradilaja, Dewi Salma. (2008). Prinsip Disain Pembelajaran:
Instructional Design Principles. Jakarta, Kencana.
Sanjaya, W. (2003). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta, Kencana.
Silberman, Melvin L. (2000). Active Learning: 101 Strategies to Teach
Any Suject. Massachusetts, Ally and Bacon.
Yustisia, T. P. (2008). Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Yogyakarta, Pustaka Yustisia.
Zuhairini,dkk.Metodik
Khusus Pendidikan Agama.(Malang:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Ampel ,1983).
Ramayulis.Metodologi
Pengajaran Agama Islam.(Jakarta:Kalam Mulia,2001)
Komentar
Posting Komentar